Kamis, 08 Mei 2014

NGANTAR JAJAK MENGALAWI


Ngantar Jajak Mengawali Prosesi Pernikahan Adat Melayu Belitung

Perwakilan keluarga laki-laki membalik susunan dauh sirih yang ada di dalam Tipak pada saat acara Ngantar Jajak Gede salah seorang warga malam.
TANJUNGPANDAN - Sebelum resepsi pernikahan adat Belitong dimulai, rombongan keluarga mempelai wanita mendatangi rumah mempelai pria.

Sesi yang dikenal dengan sebutan Ngantar Jajak Gede (antar kue besar--red) itu merupakan awal dari rangkaian upacara pernikahan adat melayu di Pulau Belitung.

Maksud kedatangan rombongan wanita dalam rangka menyepakati tanggal pernikahan antara kedua mempelai. Rombongan perempuan umumnya terdiri dari orangtua, sanak keluarga dan kerabat dekat, tanpa diikuti oleh mempelai perempuan itu sendiri.

Mereka membawa satu buah kotak, yang disebut Keminangan atau juga disebut tanda ikatan persaudaraan antar keluarga (Tipak). Biasanya Tipak berisi daun sirih, kapur sirih dan buah pinang yang sudah dicacah.

Keminangan itu diserahkan kepada perwakilan mempelai pria. Sebagai tanda Keminangan sudah diterima, perwakilan pria harus membalik susunan daun sirih dan mencicipi buah pinang.

Selain Tipak, keluarga mempelai wanita juga membawa Jajak Gede untuk keluarga besar calon mempelai pria. Jajak Gede itu biasanya diserahkanterimakan antar ibu-ibu dari masing-masing mempelai.

Setelah serah terima dilaksanakan, sesi selanjutnya adalah penentuan tanggal pernikahan. Pada kesempatan itu, keluarga dari dua mempelai saling mengajukan opsi yang terlebih dulu diungkapkan oleh perwakilan mempelai perempuan.

Saat kesepakatan sudah diperoleh, acara dilanjutkan dengan jamuan santap malam. Selesai jamuan, keluarga mempelai wanita pulang dengan membawa Tipak yang sudah diterima oleh keluarga mempelai laki-laki. Sedangkan Jajak Gede ditinggal, untuk kemudian dibagi-bagikan kepada lingkungan keluarga dan kerabat mempelai laki-laki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar