BELITUNG - - Setahun terakhir ini berebut
lawang mulai kembali mewarnai adat perkawinan Belitung. Pantun yang
bersahutan antara penghulu gawai sebagai wakil mempelai wanita dengan wakil
mempelai pria menjadi atraksi yang ditunggu masyarakat saat prosesi penjemputan
penganten pria hingga bersanding dengan mempelai wanita di dalam kamar
penganten.
"Masyarakat sudah kembali antusias
membangkitkan kembali adat berebut lawang ini. Beberapa tahun lalu adat ini
sempat kurang mendapat perhatian masyarakat Belitung. Banyaknya adat luar yang
masuk ditambah terbukanya pengetehauan masyarakat tentang berbagai cara proses
pernikahan luar membuat sebagian warga mencari yang simpel saja saat
mengawinkan anak-anak mereka," ujar Sunardi, Wakil Panbel Kabupaten
Belitung, usai acara prosesi berebut lawang pada sebuah pesta pernikawan warga
di Tanjungpandan Belitung, Minggu (05/06/2011).
Menurut Sunardi, berebut lawang merupakan warisan
melayu Belitung yang menjadi penjaga Adat Belitong. Nuansa pantun yang
mengiringi setiap prosesi perkawinan telah membetuk kesakralan dari perkawinan
tersebut.
Prosesi berebut lawawng di mulai dari penjembutan
penganten pria oleh perwakilan penganten wanita. Diriring tetabuhan seperti
gendang dan rabana dan diringi syair bernuansa Islami mengiringi rombongan
penganten pria dari rumah orangtua penganten pria hingga menuju rumah penganten
wanita.
Setibanya di halaman rumah penganten wanita
inilah prosesi berebut lawang dimulai. Pintu pertama yang dijaga Penghulu Gawai
wakil dari penganten pria berada tepat ketika rombongan penganten pria hendak
masuk perkarangan rumah penganten wanita.
Pintu kedua kembali dijaga Penghulu Gawai tepat
ketika rombongan penganten pria hendak masuk ke dalam rumah. Sedangkan pintu
ketiga dijaga Mak Inang tepat ketika penganten pria hendak masuk kamar
penganten, dimana di dalam sudah menunggu istri tercinta.
"Filosofi dari prosesi berebut lawang ini
adalah, tidak mudah bagi penganten pria untuk membawa mempelai wanita meski
sudah menjadi istri yang sah. Biasanya dalam prosesi melewati tiga pintu ini
disampaikan keinginan dan pengharapan orangtua penganten wanita kepada sang
menantu. Disinilah akan diuji keseriusan penganten pria dalam memulai membangun
bahteracrumahtangga," jelas Sunardi.
Selanjutnya, kata Sunardi, setelah penganten pria
masuk ke kamar penganten wanita, sesaat berada di dalam kamar, mereka akan
diantar Mak Inang menuju ruang tengah yang telah duduk bersila para tetua kedua
pihak.
Di sinilah hantaran dan pengasihan dari pihak
mempelai pria akan dibuka dan dihitung bersama. Setelah proses ini selesai
selanjutnya kedua mempelai didoakan oleh seluruh kerabat kedua pihak agar
menjadi keluarha sakinah, mawaddah, warohmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar