Kamis, 08 Mei 2014

KESENIAN ADAT BELITUNG

Masyarakat Belitung yang bermacam-macam etnis telah sekian lama berbaur dan bisa hidup berdampingan. Keanekaragaman adat istiadat yang ada membuat pulau Belitung begitu kaya akan seni budaya. Masyarakat Belitung pada umumnya terdiri dari berbagai suku seperti melayu, tionghoa, bugis dan berbagai suku lainnya. meskipun didominasi oleh suku melayu, namun demikian untuk perkembangan seni budaya dari masing-masing suku tetap terpelihara dengan baik. 
Sejatinya Belitung juga memiliki berbagai kesenian adat budaya tradisional yang sangat khas. Namun sayang, kesenian adat budaya tersebut sekarang ini sudah bisa diakatakan tontonan langka dan nyaris punah karena sudah tidak begitu sering dipentaskan. Berikut ini adalah berbagai kesenian adat budaya Belitung :

  1. Maras Taon. Pada saat panen tiba, dukun kampung akan kembali berperan sebagai orang pertama yang melakukan pemotongan padi, sebab dibutuhkan mantera mantera khusu untuk mengusir roh-roh jahat dari lingkungan pemukiman. setelah selesai panen diadakan selamatan secara bersama sama yang disebut dengan upacara Maras Taon, upacara ini biasanya akan melibatkan beberapa kelompok sekaligus. Upacara itu sampai sekarang masih dilakukan diberbagai daerah belitung, seperti kecamatan Membalong dan tanjungpandan.
  2. Beripat Beregong. Beripat merupakan jenis kesenian pertunjukan, dan beregong yang diambil dari kata "Gong" adalah nama alat musiknya. kedua kesenian ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. beregong tanpa beripat tidak komplit dan sebaliknya. Beripat itu bisa dikatakan jenis olahraga bela diri dengan menggunakan senjata rotan bagi sepasang pemain. 
  3. Berinai. Kesenian Berinai atau disebut Begubang dilakukan pada hari perkawinan atau maras taon. Apabila pertunjukan dilakukan pada saat upacara perkawinan, penarinya berada disamping pengantin. Alat musik yang digunakan berupa gendang dan piul. Pemainnya terdiri dari dua atau tiga wanita menabuh gendang dan memainkan piul sambil melantunkan pantun bersahut.
  4. Betiong. Adalah kesenian adat budaya Belitung yang berupa kesenian instrument dan vocal (nyanyian bersambut pantun). Peralatan instrument yang digunakan dalam kesenian adat betiong ini adalah: tawak-tawak, gendang panjang sebanyak 3 buah, kelinang dan pelaksanaan betiong ini biasanya dilakukan pada malam menyambut pengantin bersanding dan dilakukan dengan posisi duduk.
  5. Campak atau Becampak. Merupakan kesenian adat budaya Belitung dimana bintang utamanya adalah satu atau beberapa orang penari wanita yang menari diatas panggung atau pentas terbuka yang diiringi dengan bunyi instrument yang berupa Gambus, biola, gendang serta tawak-tawak. Penari wanita tersebut bernyanyi sambil berpantun dimana selanjutnya adalah para laki-laki ikut menari dan disudahi penari laki-laki tersebut memabayar sejumlah uang.
  6. Dulmuluk merupakan sandiwara/ drama tradisional yang berisi kisah-kisah atau riwayat kerajaan dan dapat juga dikatakan berisi cerita folklore.
  7. Besepen atau Japen, merupakan jenis tari-tarian untuk menyambut tamu agung. Jumlah penarinya cukup banyak yang biasanya diperankan oleh gadis-gadis remaja.
  8. Begubang. Hampir sama dengan Becampak diatas, akan tetapi para penari wanitanya memakai kain sarung atau selendang dan kebaya, dimana selendang tersebut digunakan untuk mencari pasangan laki-laki dan tempat pelaksanaannya adalah di pentas atau panggung terbukaBedenggu merupakan kesenian adat budaya yang berupa rebana atau hadra tradisional Belitong yang terdiri dari empat gendang digunakan untuk arak-arakan pengantin.
  9. Begambus ialah kesenian tradisional belitong yang dipetik dan dibuat dari kayu lempung dan senar atau dawainya menggunakan nilon. Bentuk gambus belitong ini sangat ramping. Gambus digunakan sebagi instrument pengiring nanyian vocal.
  10. Begasing ialah jenis kesenian olah raga, merupakan permainan yang sering dipertandingkan. Terbuat dari kayu dan dirangkai dengan tali.
  11. Besya’er (Bersyair) merupakan seni baca tulis huruf arab gundul. Berisikan cerita yang bernafaskan Agama Islam.
  12. Berzanji (Barzanji), merupakan seni baca huruf arab yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW dan dibaca pada saat selamatan anak dan berbagai hal lainnya.

Itulah beberapa kesenian adat budaya di Belitong yang sudah sangat langka dan nyaris punah, dikarenakan kalah dengan kesenian modern yang begitu cepatnya merebut hati masyarakat belitong dan melupakan kesenian-kesenian adat budaya diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar