Rabu, 30 April 2014

LESONG PANJANG




Lesong Panjang adalah nama dari alat dan permainan itu sendiri. Biasanya dimainkan pada saat musim panen padi tiba. Alat utamanya adalah sebuah lesong terbuat dari kayu pilihan yang bersuara keras dan jernih. Panjang lesong bervariasi antara 1-1,5 meter dengan diameter 25cm-30cm. Alat untuk memukul lesong dinamakan "Alu" dan panjang bervariasi dari 75 cm hingga 120 cm dengan diameter 4 cm hingga 6 cm. Lesong dibuat dalam berbagai model dan ukuran sesuai dengan selera pemain.

BERIPAT BEREGONG







Beripat merupakan jenis kesenian pertunjukan, dan beregong yang diambil dari kata "Gong" adalah nama alat musiknya. kedua kesenian ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. beregong tanpa beripat tidak komplit dan sebaliknya.
Beripat itu bisa dikatakan jenis olahraga bela diri dengan menggunakan senjata rotan bagi sepasang pemain. masing masing pemain mengandalkan keahlian menangkis dan memukul lawan dengan sabetan rotan. untuk dapat menentukan yang kalah dan yang menang dapat diketahui melalui jumlah luka di tubuh pemain. walau demikian, pada akhir pertunjukan tidak memunculkan rasa dendam satu dengan yang lainnya. pertunjukan beripat dimulai dengan bunyi bunyian dari peralatan musik beregong yang dibunyikan secara serentak.
Namun demikian  kesenian rakyat beripat itu tidak hanya semalam, terkadang tujuh hari tujuh malam tergantung kondisi dari kemampuan ekonomi dan minat penyelenggaranya karena pelaksanaannya menelan biaya yang relatif sangat besar.

PANTAI TANJUNG PENDAM



Pantai Tanjung Pendam, terletak di Kota Tanjungpandan dengan luas sekitar 22 hektar. Berhadapan dengan pantai ini terdapat Pulau Kalamoa, didalamnya ada tempat peribadatan masyarakat Thionghoa. Untuk memanjakan pengunjung tempat ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas berupa; taman rekreasi, panggung hiburan, restoran, pasar seni, arena olah raga, shelter dan fasilitas lainnya. Hampir tiap hari selalu ramai dikunjungi wisatawan sekedar untuk relax, membeli makanan, souvenir dan berphoto ria.
Beragam kegiatan selalu ditampilkan di tempat ini, mulai dari festival budaya, festival band, festival layang-layang sampai even olahraga. Menjelang senja kita dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan yaitu matahari kembali keperaduannya, tidak heran wisatawan yang datang tidak mau melewatkan begitu saja peristiwa ini.

KOLONG KERAMIK









kolong keramik adalah sebuah tempat rekreasi di Kecamatan Tanjungpandan yang memanfaatkan kolong atau danau sebagai modal utamanya. Awalnya sumber air danau ini digunakan oleh  perusahaan keramik untuk kebutuhan perusahaannya. Namun seiring perjalanan waktu tempat ini kurang terurus lagi. Karena dikwatirkan  akan keselamatan warga dan mengganggu keindahan kota maka mulai tahun 2010 Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung mulai membersihkan dan menatanya. Saat ini mulai ramai dikunjungi terutama pada sore hari sekedar untuk santai sambil melihat-lihat ikan berenang di danau. Telah disediakan fasilitas berupa tempat duduk, restoran, tempat jual souvenir, dermaga dan lain-lain. Hanya berjarak 4 Km dari Pusat Kota tepatnya dijalan Ahmad Yani Desa Lesung Batang.

BATU MENTAS







terletak di kawasan hutan lindung di Dusun Kelekak Datuk Kecamatan Badau sekitar 30 Km dari Pusat Kota Tanjungpandan. Pada lokasi ini terdapat  sungai aliran airnya berasal dari wilayah Gunung Tajam. Selain sudah dijadikan tempat rekreasi, tempat ini juga merupakan pusat konservasi “Tarsius Bancanus Saltator” yaitu  hewan primata  jenis ini hanya ada di  Pulau Belitung. Masyarakat Belitung menamakannya “Pelilean”. Untuk memudahkan pengunjung dapat melihat dari dekat hewan tersebut maka pihak pengelola telah menempatkannya pada sebuah kandang penangkaran. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan disini, pengunjung bisa menyusuri sungai dengan kano sambil menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang menyegarkan. Kemudian haiking, flyingfog suatu jenis olahraga yang penuh tantangan mungkin perlu anda   dicoba  disini.
Apabila  ingin merasakan suasana malam di hutan, pihak pengelola juga telah menyedikan tempat menginap berupa “Indosafaritent” dan beberapa rumah pohon yang presentatif.